Kakek
Nio pernah bercerita, dulu ia adalah seorang prajurit yang pemberani. Menumpas
semua penjahat di kotanya. Nio begitu mengaguminya. Namun, satu hal yang tidak Nio
ketahui adalah, sejarah kakeknya menjadi prajurit. Neneknya juga bilang kalau
suaminya tidak pernah masuk ke militer. Namun, kakek Nio sangat jujur
menceritakan pengalamannya menjadi prajurit itu. Jadi, prajurit apakah kakek
Nio itu?
“Kek,
apakah sepedah Kakek masih ada di halaman belakang?” Tanya Nio kepada kakeknya
karena menginginkan sepeda itu.
“Iya,
masih ada, cari saja,” jawab Kakek Nio.
Nio
pergi ke halaman belakang rumah kakeknya dan mendapati sepeda itu yang sedang
tersandar di tembok pembatas dengan sekolah. Rumah kakeknya Nio ini berada
tepat di samping Sekolah Menengah Atas. Jadi, untuk membatasi sekolah itu
dengan rumah kakeknya Nio, dibangunlah tembok pembatas itu.
Halaman
belakang rumah kakek Nio bisa dibilang seperti gudang. Banyak perabotan yang
sudah lama dan usang. Banyak barang yang berdebu. Kalau digambarkan, halaman
belakang Kakek Nio ini tertutup tembok di semua sisinya.
Saat
Nio sedang mengelap sepeda kakeknya, ada satu hal yang mengganjal di
penglihatan pemuda itu. Nio melihat sebuah pintu yang berada di sudut tembok
halaman belakang rumah kakeknya. Buat apa ada pintu disana? Rasanya itu bukan
pintu yang sudah rusak dan sengaja di taruh di sana. Pasalnya, pintu itu
seperti menempel pada tembok.
Nio
bangkit dan berjalan menuju sana. Cor-an yang sudah diselimuti lumut membuat
kaki nya sedikit basah ketika menginjak. Namun itu tidak membuat pemuda itu mundur
untuk mendekati pintu yanmg tertempel pada tembok ini.
Kini
Nio sudah berada tepat di depan pintu itu. Benar, ini bukan pintu rusak atau
pintu bekas yang sudah tidak dipakai. Pintu in masih dipakai. Namun untuk apa? Untuk menghubungkan rumah kakekku
menuju sekolah?
Nio
mencoba membuka pintu itu. Sangat mudah! Langsung saja terbuka ketika ia
menggeser ke bawah gagang pintu itu. Pintunya tidak dikunci. Kalau benar ini
menghubung kan dengan sekolah, untuk apa? Yang ada pintu ini pasti dibuat bolos
oleh murid-murid sekolah. Namun beda ceritanya jika kakeknya Nio mengizinkan
para murid bolos lewat rumah nya.
Nio
membuka nya secara perlahan. Namun apa yang ia dapati? Kosong. Hitam pekat.
Seperti itulah yang ia lihat. Ini sungguh aneh! Nio mengulurkan tangan kanannya
untuk memeriksa apakah ada ruangan di seberang sana atau tidak. Benar! Ada
ruangan di sana. Namun kenapa hitam pekat? Rasanya sangat menyeramkan. Apakah
ini seperti pintu kemana saja milik Doraemon?
Tiba-tiba,
ada sebuah tangan dari dalam yang memegang tangan Nio dengan cepat. Sontak, Nio
kaget dan memundurkan diri dari hadapan pintu itu. Sesosok perempuan ikut
keluar karena tarikannya. Ternyata, pemilik dari tangan ini adalah seorang
perempuan cantik yang sepertinya berasal dari keluarga kerajaan. Wajah
perempuan itu seperti ketakutan.
“Tolong!…,”
ucapnya meminta tolong seraya menarik masuk tangan Nio kedalam pintu itu.
Perempuan
itu sangat ketakutan dan sangat ingin meminta bantuan. Namun bantuan apa?
Tiba-tiba, dia menarik Nio begitu kuat lalu ia pun ikut masuk ke dalam ruangan
kosong hitam pekat itu. Semuanya menjadi gelap dan Nio tidak sadarkan diri.
***